Selasa, 03 Mei 2011

PENELITIAN KUALITATIF



ilmu bukan disimpan melainkan untuk dibagi
http://www.taktiku.comSebelum membaca atau melkukan aktipitas tanamkan budaya membaca kalimat
ﺒِﺴْﻡﭐﷲِﭐﻠﺭﱠﺤْﻤﹶٰﻥﭐﻠﺭﱠﺣِﻴﻡِ
PENELITIAN KUALITATIF

Pada intinya penelitan kualitatif adalah penelitian yang perlu dilakukan seusai suatu masalah diteliti secara kuantitatif,tetapi belum terungkap penyelesainya. Boleh dikatakan ,jika kita belum puas ingin mengetahui lebih mendalam tentang suatu maslah, padahal kita tidak bisa menduga atau sukar membuat asumsi-asumsi ( karna banyaknya kemungkinan penyelsaian/cara yang terjadi ), maka penelitian kualitatif cocok dilakukan.
Oleh karna itu , salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah sukarnya kita merumuskan hipotesis. Selain itu, karna kedalam dan keintesitifan penyelidikan suatu masalah, penelitan kuantitatif mempunyai sampel yang sedikit ( cenderung sampel porposif ), menghabiskan waktu yang relative lama ( karna lebih memperhatikan proses daripada hasil ), dan tidak adanya tes signifikansi. Akibatnya , generalisasi hasil penelitaian ini biasanya hanya untuk sejumlah subjek yang diteliti, sehingga penelitan sering berbentuk case studies,flied research ( dalam dunia antero pologi ), naturalistic ( dalam bidang pendidikan ) , dan lain-lain.
Penelitan kuanlitatif sifatnya diskriptif, karna data yang di analisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis ( jika ada ), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari genjala –genjala yang diamati, yang tidak harus selalu berbentuk angka-angka atau koefisien antar variable.pada nenelitan kualitatif pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.
Penelitan kualitatif cenderung berkembang dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu social yang berhubungan dengan perilaku social / manusia,dengan berbagai argumentasi tentunya. Diantara cirri-ciri dan sifat dari penelitan kualitatif seperti dilaporkan diatas memungkinkan dipakai pada penelitan yang bercorak social ( ilmu-ilmu social ), jadi, jika ada sebagaian peneliti yang menggunkan penelitian kulitatif karna alasan ketidaktahuannya tentang statistika, maka salahlah asalsan tersebut ( misalnya inferensial ) memang pada kesempatan penelitan kualitatif itu tidalah diperlukan.
Kerangka penelitian kualitatif pada dasarnya mengacu pada kerangka penulisan ilmiah. Hanya saja pada bagian-bagian tertentu  akan berbeda dari tulisan penelitian jenis selain kualitatif. Hal ini bergantung pada tendensi  untuk mengungkapkan apa pada penelitian dimaksud. Misalnya pada analisis data. Karna pada penelitan kualitatif  proses pengumpulan data dan pengolahan umumnya berdifat pengamatan awal ingga akhir ( longitudinal ), maka penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif misalnya.
Metodologi pada penelitan kualitatif tidalah sedekat metodologi penelitian kuantitatif. Sebagai contoh, keberadaan sebuah hipoteses dalam penelitan kulitaif tidalah menjadi keharusan. Sebab, penelitan kualitatif tidak berangkat dari asumsi-asumsi tentang suatu maslaah secara ekporasi. Jadi, proses penyelsaian masalahnya bisa saja berkembang dengan sesuai kondisi penelitian.
A.    Perencana penelitan kulitatif
Desain penelitan kualitatif sebagaimana dikatakan Nasution ( 1996 ) sampai pada tahap tertentu adalah linier sebagaimana penelitian kuantitatif, dimana penelitian harus memiliki keinginan untuk mengaji suatu objek dan disisi lain ada audience sebagai sasaran penelitian. Berikut adalah menentukan masalah sebagai topic umum sampai pada memasuki lapangan. Perbedaan yang paling menonjol adalah pada proses pengumpulan data yang berlangsung secara siklus seperti bgian di bawah ini.
v  Penelitian ( 1 )
§  Minat
§  Motivasi
§  Sasaran penelitian
v  Topic umum ( 2 )
v  Pertanyaan umum ( 3 )
v  Impormasi yang diperlukan ( 4 )
v  Memilih metode pengumpulan data ( 5 )
§  Observasi, wawan cara ,dukumen bacaan
§  Mempertimbangkan waktu, biaya
v  Memasuki lapangan ( 6 )
v  Audience ( 7 )

Menurut Spradly ( 1980 ) bahwa penelitian kualitatif itu juga berbentuk siklus yang diawali dari pemilihan masalah, dilanjutkan dengan pembuatan pertanyaan, membuat catatan atau rekaman dan kemudian dianalisis. Jika siklus itu sudah dianggap sempurna, maka boleh dilanjutkan dengan penulusian laporan, tetapi jika belum sempurna boleh diulang dengan siklus baru seperti bagian di bawah ini:
Selanjutnya desain penelitian kualitatif menurut Guba sangat terkait erat dengan pandangan dasar ( axioma ) yang melatarbelakanginya dimana penelitian kualitatif ( inqury naturalistic ) melihat bahwa realitas yang ada itu adalah majemuk scara simultan, serta sangat erat terikat pada nilai oleh sebab itu , maka hal-hal berikut dapat menjadi cirri penelitian kualitatif:
1.      Desain tidak terinci. Fleksibel,timbul ( emergent ) serta berkembang sambil jalan, antaralain mengenai tujuan, subjek, sampel dan sumber data.
2.      Desain sebenarnya baru ikeahui dengan jelas setelah penelitian selsai ( retridfektif ).
3.      Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya : hipotesis lahir sewaktu penelitian dilakukan ; hipotesis hanya berupa hunches, atau petunjuk yang bersifat sementara dan dapat berubah , hipotesis hanya berupa pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data.
4.      Hasil penelitian terbuka dan tidak diketahui sebelumnya karna jumlah variable tidak terbatas.
5.      Langkah-langkah tidak dapat dipastikan seblumnyia serta hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya.
6.      Analisis dilakukan sejak awal bersamaan dengan kpengumpulan data walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap kemudian.
B.     Sifat-sifat desain penelitian kulitatif
Pada penelitian kualitatif desain ini tidak dapat ditentukan sebelumnya,hal ini dikemukakan oleh Guba ( 1984 ) dengan beberpa alasan dibawah ini;
1.      Masalah pada mulanya sangat umum dan kemudian mendapatkan fukus yang ditujukan kepada hal-hal yang lebih spesifik. Namun focus masih dapat berubah.
2.      Teori yang digunkana tidak dapat ditentukan seblumnya secara appriori ( bedasarkan teori dari kenyataan yang sebenarnya ).penekitian tidak bertujuan untuk mengujiatau memebutikan kebenaran suatu teori . teori itu biasanya dikembangkan berdasarkan data yang dikumpulkan.
3.      Tidak ada pengertian populasi . sampling dalam hal ini iyalah pilihan penelitian asfek apa dan peristiwa apa dan siapa yang dijadikan fokud pada saat dan situasi tertentu. Karna itu ,pemilihan sampel dilakukan teru-menerus sepanjang penelitian . sampeling bersifat purposive, yaitu bergantung pada tujuan focus.
4.      Instrument penekitian tidak bersifat tes , angket atau eksperimen , Instrkumen dengan sendirinya tidak berdasarkan definisi ofrasional ekternal atau objektif malainkan subjek, yaitu penekitian itu sendiri tanpa menggunkan. yang dilakukan adalah menyeleksi aspek-aspek yang khas ,yang berulang kali terjadi ,yang berupa pola atau tema,dan tema itu senag tiasa diselidiki lebih lanjut dengan cara yang lebih halus dan mendalam. Tema itu merupakan petunjuk kea rah suatu bentukan atau teori .
5.      Analisis data bersifat terbuka , opend-ended,indukatif . dikatakan terbuka karna terbuka bagi perubahan , perbikan ,dan penyempurnaan berdasarkan data baru yang masuk . tidak dapat ditentukan lebih dahulu data apa yang dipelukan pada taraf permulaan.
6.      Hipoteses tidak dapat dirumuskan pada awal penelitian, karna tidak ada maksud menguji kebenaranya. Namun sepanjang penelitian selalu akan timbul hipotesis-hipotesis sebagai pegangan atau pentunjuk dalam penafsiran data untuk mengetahui maknanya. Hipotesis serupa ini timbul berdasarkan latar belakang pendidikan ,bacaan,dan pemikiran peneliti pada saat tertentu.
7.      Setatistik tidak di perlukan dalam pengolahan data dan penafsiran karna datanya tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif  yang tidak dapat dinyatakan dengan angka-angka disamping sempelnya sangat kcil.
8.      Analisis data berartimencobak memahami makna data verstehen, mendapatkan maknanya. Analisis dilakukan sejak diperoleh data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian , misalnya suatu jeritan ,walaupun kuantitatif jenis suara, inotasi dan tekana sama , akan tetapi berbeda data makna jika suara itu ditemui dipasar dan di sebuah kamar dengan suasana malam yang sepi.
9.      Lama penelitian tidak dapat di tentukan sebelumnya . pada hakekatnya penelitian dapat berjalan terus-menerus namun suatu saat haurus diakhiri bila kehabisan waktu , misalnya karna terikat pada peraturan lembaga ,karna kehabisan biaya ,atau telah habis taraf hasil penelitian.
10.  Hasil penelitian tidak dapat diralmalkan atau dipastikan sebelumnya sebab sebagian muncul hal-hal baru yang terungkap tidak terduga sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif selalu terkandung kemukinan penemuan atau dicovery.





Pembhasan yang telah kami paparkan mohon apabila ada yang mengganjal di ajurkan untuk berkosultasi sama dosen yang bersangkutan





                                                    Nama                                    : BALLIAN
                                       Jurusan                     :Teknologi Pendidikan IKIP Matram
                                       Tempat tinggal          : Dasan Tapen Gerung LOBAR

Wajib di baca bagi orang yang merasa kurang percaya diri
Gimana caranya supaya saya bisa cerdas dan pinter
Hmm, supaya pinter ya belajar mas hehehe. Kalau dosen jawab seperti itu  pasti disebut basbang alias basi banget :)Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya. Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya.  Lha kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus tulisan ini.
Otak manusia tersusun dari neuron-neuron yang jumlah totalnya mencapai 1 trilyun. Walaupun kecil, konon kabarnya satu neuron itu memiliki kecepatan pemrosesan yang setara dengan satu unit komputer. Adam Kho lewat bukunya “I am Gifted, So Are You” mengatakan bahwa otak itu apabila dituliskan dalam bentuk digital akan menjadi  tulisan sepanjang 10.5 juta kilometer.  Ketika jarak terjauh bumi dan bulan itu sekitar 406.720 km, maka kapasitas otak kita setara dengan 25 kali perjalanan dari bumi ke bulan. Tambahan informasi lagi, dari buku Super Great Memori dikatakan bahwa, jika setiap detik dimasukkan 10 informasi kedalam otak kita sampai 100 tahun, maka otak manusia masih belum terisi separuhnya. Ada beberapa peneliti yang mencoba mengkuantifikasi kapasitas otak, ada yang menyebut 3 terabyte, dan ada juga yang menyebut mencapai 1000 terabyte.
Sedemikian dahsyatnya kapasitas otak kita, tapi sayangnya kita hanya menggunakan kurang dari 1%nya. Dan orang jenius seperti Albert Einstein, konon kabarnya juga hanya menggunakan 5% dari seluruh kapasitas otaknya.
Artinya apa? Manusia memiliki kapasitas otak yang sama, yang implikasinya adalah sebenarnya kita semua memiliki daya tangkap terhadap suatu materi pembelajaran sama. Dan tidak ada manusia bodoh di muka bumi ini!
Lha kok, tapi di kelas ada yang cerdas dan ada yang tidak? Itu karena sistem retrieval (pencarian kembali) manusia berbeda-beda. Orang yang cerdas itu adalah orang yang memiliki sistem retrieval yang baik. Seperti sebelumnya saya sebutkan diatas, kapasitas otak manusia mungkin mencapai 1000 terabyte, bayangkan seandainya laptop kita berkapasitas 1000 terabyte, pasti lambat melakukan pencarian file, apalagi kalau letak fisik filenya tidak tertata dengan baik alias terpecah-pecah di berbagai tempat dalam harddisk kita.
Trus gimana caranya supaya sistem retrievalnya bagus? Ada banyak cara komputasi yang bisa dilakukan, paling tidak untuk mengatasi informasi yang tidak tertata dengan baik, kita menggunakan tool defragmenter. Defragmentasi? ya, lakukan defragmentasi pada otakmu!
Sebagai catatan, kata wikipedia, defragmentasi adalah sebuah proses untuk menangani berkas-berkas yang mengalami fragmentasi internal. Sebuah berkas dikatakan terfragmentasi mana kala berkas tersebut tidak menempati ruangan yang saling berdekatan dalam penyimpanan fisik. Fragmentasi dapat menyebabkan subsistem media penyimpanan melakukan operasi pencarian data yang lebih banyak, sehingga dengan kata lain berkas terfragmentasi dapat memperlambat kerja sistem, khususnya pada saat melakukan operasi yang berkaitan dengan media penyimpanan.
Jadi ketika kita menerima materi pelajaran, sebenarnya kita semua berhasil menangkap semua yang diajarkan oleh guru atau dosen kita. Namun ada yang kita simpan di bumi dan ada yang terlempar di bulan, inilah yang disebut dengan fragmentasi itu.
Trus gimana caranya supaya kita bisa mendefragmentasi otak kita? Caranya adalah dengan mengulang-ulangi pelajaran. Mengulang-ulang pelajaran, itu sama saja dengan menarik materi yang terlempar di bulan tadi supaya mendekat ke bumi, sehingga lebih cepat ketika kita mencari kembali. Dan ini sesuai dengan yang dikatakan Adam Kho, bahwa orang yang cerdas adalah orang yang neuron-neuronnya saling tersambung (neuron-connection). Semakin banyak hubungan antarneuron, maka semakin cerdas kita dalam suatu bidang. Kecerdasan itu bisa kita latih!
Sayapun tidak terlahir secara default sebagai orang cerdas, masa TK-SD saya pernah mengalami kendala sulit membedakan huruf b dan d. Sampai ada satu  ungkapan guru saya yang masih saya ingat sampai sekarang, “Rom, b itu yang bokong(pantat)nya dibelakang, dan d itu yang bokongnya di depan“. Ada juga guru yang menyebut saya terkena disleksia kompleks, plus ditambahi dengan anak yang suram masa depannya hehehe sempurna deh :)
Jadi? Kalau saya yang  disleksia kompleks saja bisa, kenapa anda tidak? :)
Wahai pedjoeangku, ulang-ulangi pelajaran, banyak mencoba, banyak membaca, banyak berlatih, telani satu persatu hal yang belum kamu pahami, hubungkan neuron-neuronmu, maka kecerdasan akan mengikutimu …
Tetap dalam perdjoeangan!


Tidak ada komentar: